Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter juga dapat diartikan sebagai tabiat atau watak.
Dengan demikian, karakter siswa adalah sifat, perilaku, atau watak yang tertanam dalam diri siswa sebagai hasil dari pengaruh pola asuh dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada yang cenderung pendiam, penurut, dan disiplin, tapi ada juga siswa yang sangat aktif dan kreatif.
Sebagai tenaga pendidik, tentunya guru ingin setiap siswanya memiliki karakter yang baik. Tujuan ini dapat tercapai dengan peran aktif guru dalam membangun karakter siswa. Oleh karena itu, guru memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter siswa khususnya saat di sekolah.
Berdasarkan Modul Belajar Mandiri Pedagogi untuk Calon Guru P3K 2021 yang disediakan oleh Kemendikbud, ada beberapa jenis karakter siswa, yaitu:
Indonesia terdiri dari berbagai macam etnis. Mulai dari etnis Jawa, Sunda, Batak, hingga Melayu. Maka dari itu, tak heran jika dalam satu kelas bisa terdiri dari lebih dari satu etnis.
Dalam proses pembelajaran, guru perlu memperhatikan jenis etnik apa saja yang terdapat dalam kelasnya. Hal ini penting dilakukan untuk memudahkan guru dalam menentukan bahasa yang akan digunakan saat menjelaskan pelajaran sehingga dapat dimengerti oleh semua siswa.
Selain etnis, setiap siswa juga mungkin berasal dari berbagai daerah sehingga memiliki budaya yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam melakukan proses pembelajaran, guru harus mampu menyikapi keberagaman budaya yang ada di kelas maupun sekolah.
Siswa dalam satu kelas bisa berasal dari berbagai status sosial. Dilihat dari latar belakang pekerjaan orang tuanya, ada siswa yang memiliki orang tua yang bekerja sebagai wirausahawan, pegawai negeri, pedagang, dan karyawan swasta.
Dilihat dari jabatannya, ada siswa yang memiliki orang tua dengan jabatan sebagai direktur, manajer, bupati, kepala desa, dan ketua RT.
Dengan berbagai status sosial yang dimiliki oleh siswa ini, diharapkan hal ini tidak menjadi hambatan bagi siswa dalam belajar dan berinteraksi.
Setiap siswa memiliki minat terhadap suatu hal atau aktivitas yang berbeda-beda. Minat ini memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran sehingga perlu untuk terus ditumbuh kembangkan sesuai dengan minat yang dimiliki oleh siswa.
Tingkat perkembangan kognitif yang dimiliki oleh siswa dapat mempengaruhi guru dalam memilih dan menggunakan pendekatan pembelajaran, metode, media, dan jenis evaluasi dalam melakukan pembelajaran.
Berikut adalah beberapa cara membangun karakter siswa yang dapat Bapak dan Ibu guru terapkan di sekolah maupun di kelas.
Guru adalah orang tua siswa di sekolah. Maka dari itu, usahakan Bapak dan Ibu guru dapat memberikan contoh atau teladan yang baik untuk siswa.
Sebab, segala hal yang dilakukan oleh guru, baik itu nasihat ataupun perintah akan dilihat dan diikuti oleh siswa.
Jika seorang guru bersikap baik, sopan, tegas, disiplin, dan ramah kepada orang lain, maka siswa akan meniru perilaku tersebut. Sebaliknya, jika seorang guru bersikap tidak sopan dan kasar, maka ada kemungkinan siswa akan meniru perilaku kurang baik tersebut.
Jadi, usahakan Bapak dan Ibu guru untuk selalu memberikan contoh yang baik pada siswa. Ingat, sering kali siswa mengingat gurunya tidak hanya dari pelajaran yang diajarkan, tapi juga sifat yang dimiliki oleh guru tersebut.
Cara membangun karakter siswa berikutnya adalah dengan menyelipkan pesan-pesan moral kepada siswa di setiap pembelajaran. Hal ini akan membuat siswa memahami bahwa ilmu yang dipelajarinya memiliki banyak manfaat untuk masa depannya maupun orang lain.
Misalnya, saat sedang mengajar Biologi, guru bisa menyampaikan pentingnya untuk tidak membuang limbah sembarangan. Dengan begitu, siswa tidak hanya mengetahui bahaya membuang limbah sembarangan, tapi juga meningkatkan pemikiran kritisnya dan rasa pedulinya terhadap lingkungan.
Siswa akan merasa senang jika usaha dan kerja kerasnya dihargai atau diapresiasi. Oleh karena itu, tidak ada salahnya Bapak dan Ibu guru memberikan penghargaan dan apresiasi atas usaha dan kerja keras yang telah dilakukan oleh siswa.
Penghargaan dan apresiasi ini tidak hanya diberikan saat siswa meraih prestasi akademik saja, seperti menang lomba olimpiade, tapi juga bisa diberikan saat siswa menunjukkan kemajuannya dalam belajar, meskipun kemajuan kecil. Ucapkan selamat dan terima kasih kepada siswa atas kemajuannya tersebut.
Dengan memberikan penghargaan dan apresiasi kepada siswa, akan membentuk karakter siswa yang lebih percaya diri dan bersemangat dalam belajar karena merasa dihargai dan diakui.
Setiap manusia pasti tidak luput dari kesalahan, tak terkecuali guru. Ketika Bapak dan Ibu guru melakukan kesalahan, jangan malu untuk mengakuinya dan meminta maaf kepada siswa.
Sikap ini jujur dan terbuka ini nantinya akan dicontoh oleh siswa dan merupakan contoh sikap yang perlu diteladani siswa.
Selain jujur dan terbuka, sopan santun juga perlu diajarkan kepada siswa. Pasalnya, ada masanya siswa melakukan hal yang tidak sopan secara tidak sengaja karena ketidaktahuan mereka bahwa hal yang dilakukan tidak sopan. Oleh karena itu, Bapak dan Ibu guru perlu mengajarkan siswa sopan santun.
Jika mereka melakukan hal yang tidak sopan, tegurlah secara lemah lembut dan tidak menghakimi karena ini adalah salah satu bentuk cara mengajarkan sopan santun pada siswa.
Hindari menegur siswa dengan keras, apalagi sampai mengeluarkan kata-kata kasar. Hal ini akan membuat siswa malu dan justru membenci Bapak dan Ibu guru.
Cara membangun karakter siswa berikutnya adalah dengan memberikan menceritakan kisah kesuksesan seseorang atau pengalaman diri sendiri kepada siswa. Cerita inspiratif seperti ini biasanya membuat siswa tertarik dan bersemangat dalam meraih cita-cita atau impiannya.
Memberikan cerita inspiratif juga dinilai lebih mudah untuk dipahami oleh siswa daripada mendikte mereka harus seperti apa. Bahkan, tak jarang melalui cerita inspiratif ini siswa akan mencontoh perilaku atau kebiasaan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh terkenal.
Bapak dan Ibu guru bisa menyelipkan cerita-cerita inspiratif ini dalam setiap pembelajaran.
Demikian cara membangun karakter siswa yang bisa Bapak dan Ibu guru terapkan di sekolah. Membangun karakter siswa tentu bukan hal yang mudah, tetapi dengan usaha dan kerja keras Bapak dan Ibu guru, karakter siswa yang diimpikan pasti akan terwujud.